Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma. Proses pembekuan akan menghasilkan Kristal atau gelas tergantung waktu pembekuan. Proses pembentukan mineral dapat digambarkan dalam diagran seri bowen.
Seri bowen menunjukkan bahwa mineral yang berada di bagian atas terbentuk pada suhu paling tinggi dan bersifat basa. Semakin ke bawah, suhu pembentukannya semakin rendah dan bersifat semakin asam.
Pembagian Batuan Beku
1. Berdasarkan genesanya
Batuan beku dibedakan menjadi batuan beku intrusif (membeku di bawah permukaan) dan batuab beku ekstrusif ( membeku di atas permukaan ). Selain itu batuan beku juiga dapat di bagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Batuan beku vulkanik, yang merupakan hasil proses vulkanisme
b. Batuan beku plutonik, terbentuk jauh di dalam permukaan bumi
c. Hipabisal, yang merupakan produk intrusi minor
2. Berdasarkan komposisi kimia
Penggolongan berdasarkan komposisi kimia yang paling sering digunakan adalah berdasarkan kandungan silikanya
Batuan beku asam = >60%
Batuan beku intermediet = 52 - 66%
Batuan beku basa = 45 - 52%
Batuan beku ultrabasa = <45%
Identifikasi Batuan Beku
1. Warna
Warna pada batuan beku berkaitan erat dengan komposisi imneral penyusunnya. Semakin cerah batuan beku, semakin tinggi tingklat keasamannya.
2. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian bagian batuan yang berbeda. Struktur yang sering ditemukan di batuan beku adalah ;
- Massif = Batuan pejal, tidak ada retakan dan lubang
- Teretakan = Retakan pada permukaan batuan
- Vesikuler = terdapat lubang pada permukaan akibat letupan gas pada saat pembentukan batuan
- Scoria = Lubang pada permukaan tidak teratur
- Pumisan = Lubang teratur
- Amygdaloidal = Ada mineral yang mengisi lubang di permukaan
- Pillow lava = Bentuknya seperti bantal. Merupakan khas pada vulkanik bawah laut
3. Tekstur
Tekstur batuan beku meliputi :
a. Tingkat kristalisasi
- Holokristalin = semuanya tersusun atas kristal mineral
- Hohialin = semuanya tersusun atas gelasan
- Hipokristalin = setengah gelas setengah kristal
b. Ukuran kasar
- Halus : <1mm
- Sedang : 1 - 5 mm
- Kasar : 5 - 30 mm
- Sgt kasar : >30 mm
c. Granularitas
- Equigranular, bila ukuran Kristal seragam. Tekstur ini dibagi lagi menjadi fanerik granular dan afanitik
- Inequigranular, bila ukuran kristalnya tidak seragam. Tekstur ini di bagi lagi menjadi Faneroporfiritik dan porfiroafanitik
- Gelasan, bila semuanya tersusun atas gelasan
4. Bentuk kristal
- Euhedral, apabila kristalnya sempurna dan dibatasi oleh bidang bidang kristal yang jelas
- Subhedral, bila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidang kristal.
- Anhedral, apabila batas Kristal tidak jelas
5. Identifikasi mineral
Dalam batuan beku dikenal status mineral dalam batuan, yaitu
- Mineral primer, merupakan hasil pertama dari pembekuan batuan beku
- Mineral sekunder, merupakan mineral hasil ubahan dari mineral primer
Berikut tabel klasifikasi batuan beku
]
Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagenesa dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi atau dari litifikasi hasil reaksi kimia atau biokimia. Proses sedimentasi meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi dan deposisi.
Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi 2 golongan besar, yaitu :
- Batuan sedimen klastik, merupakan batuan yang tersusun oleh klastika yang terjadi karena proses pengendapan secara mekanis dan banyak dijumpai allogenik mineral ( mineral yang tidak terbentuk di lingkugan pengendapan).
- Batuan sedimen nonklastik, batuan yang terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi dari larutan maupun hasil aktivitas organik dan umumnya tersusun oleh autigenik mineral (terbentuk di lingkungan pengendapan)
Identifikasi Batuan Sedimen
1. Warna
Warna batuan sedimen biasanya dipengaruhi oleh warna mineral penyusun, warna massa dasar atau warna semen, dan derajat kehalusan butir batuan penyusun
2. Tekstur
Tekstur batuan sedimen dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Nonklastik : Amorf (berukuran lempung / koloid, nonkristalin), Oolitik (kristal berbentuk bulat yang berkumpul, ukurannya 0.25 - 2 mm), Pisolitik (sama Oolitik, 2mm), Sakaroidal (butir kristal sangat halus seperti gula), Kristalin (tersusun oleh kristal - kristal)
- Klastik, terdiri dari beberapa unsur, yaitu Fragmen, matrik, dan semen.
3. Ukuran butir, berdasarkan skala wentworth
4. Bentuk butir,
tingkat kebundaran dibedakan menjadi : Very angular, angular, sub angular, sub rounded,
rounded, dan wellrounded.
5. Sortasi
- Baik : Butir merata sama besar
- Buruk : Butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen
6. Kemas
- Terbuka : Butir tidak saling bersentuhan
- Tertutup : Butir saling bersentuhan
7. Struktur
- Struktur syngenik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen (primer)
- Struktur epigenik : terbentuk setelah batuan tersebut seperti kekar, sesar, dan lipatan
Karena proses fisik
- Struktur eksternal, kenampakan batuan di lapangan, contoh : lembaran, membaji, prisma tabular.
- Struktur internal : Perlapisan (> 1 cm) dan laminasi (< 1 cm)
macam perlapisan (perlapisan sejajar, silang siur, graded bedding)
Massif, kenampakan batuan yang pejal
Kenampakan pada permukaan : ripple mark, flute cast (gerusan akibat arus), mud crack, rain mark
Struktur yang terjadi karena deformasi : load cast, convolute struktur
Penggolongan Batuan Sedimen
- Batuan sedimen detritus
- Batuan sedimen evaporit, gypsum, anhidrit, batugaram
- Batuan sedimen batu bara, peat, lignit, sub bituminous, bituminous, antrasit
- Batuan sedimen silika, Rijang (chert), radiolaria, tanah diatomae
- Batuan sedimen karbonat, kalsidurit, kalsilutit
Batuan Karbonat
Batuan karbonat dibahas sendiri karena beberapa alasan yaitu : terbentuk pada cekungan dimana dia diendapkan, tergantung pada aktivitas organisme, mudah berubah oleh proses diagenesis akhir, hampir 50 % menyusun endapan laut, mewakili seluruh jaman geologi mulai dari proterozoik, sampai kenozoik, proses pembentukannya tidak sama dengan proses pembentukan batuan sedimen siliklastik.
Menurut pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya lebih besar daripada fraksi non karbonat, fraksi kerbonat tersusun oleh unsur CO3, seperti aragonit, kalsit, dolomit, ankerit, dan siderit. Dua jenis batuan karbonat utama adalah batu gamping (kalsit>90%), dan dolomit(dolomit>90%).
Klasifikasi dalam batuan karbonat yang sering digunakan adalah klasifikasi Grabau, batu gamping dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
- Calcirudite, batu gamping yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir
- Calcarenite, batu gamping yang ukuran butirnya sama denganpasir
- Calcilutite, batu gamping yang ukuran butirnya lebih kecil dari pasir
- Calcipulverite, yaitu batu gamping hasil presipitasi imiawi, seperti batu gamping kristalin
- Batu gamping organik, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu, sepertu terumbu dan stromatolite
METAMORF dan FACIES METAMORFISME
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
- Komposisi mineral batuan asal
- Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
- Pengaruh gaya tektonik
- Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
- Foliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.
- Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
- Metamorfisme kontak/termal; metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava.
- Metamorfisme regional; metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
- Metamorfisme Dinamik; metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.
Facies Metamorfisme
Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap facies pada batuan metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau kimia.
Dalam hubungannya, tekstur dan struktur batuan metamorf sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dalam proses metamorfisme. Dan dalam facies metamorfisme, tekanan dan temperatur merupakan faktor dominan, dimana semakin tinggi derajat metamorfisme (facies berkembang), struktur akan semakin berfoliasi dan mineral-mineral metamorfik akan semakin tampak kasar dan besar.
.
Macam-macam Batuan Metamorfisme
1. Slate
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
- Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone
- Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
- Ukuran butir : Very fine grained
- Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
- Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
- Derajat metamorfisme : Rendah
- Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
- Asal : Metamorfisme Shale
- Warna : Merah, kehijauan
- Ukuran butir : Halus
- Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
- Komposisi : Mika, kuarsa
- Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
- Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang
3. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
- Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
- Warna : Abu-abu
- Ukuran butir : Medium – Coarse grained
- Struktur : Foliated (Gneissic)
- Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
- Derajat metamorfisme : Tinggi
- Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
4. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
- Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
- Warna : Hitam, hijau, ungu
- Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
- Struktur : Foliated (Schistose)
- Komposisi : Mika, grafit, hornblende
- Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
- Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet
5. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
- Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
- Warna : Bervariasi
- Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
- Struktur : Non foliasi
- Komposisi : Kalsit atau Dolomit
- Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
- Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
6. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
- Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)
- Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
- Ukuran butir : Medium coarse
- Struktur : Non foliasi
- Komposisi : Kuarsa
- Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
- Ciri khas : Lebih keras dibanding glass
7. Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
- Asal : Metamorfisme dinamik
- Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
- Ukuran butir : Fine grained
- Struktur : Non foliasi
- Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
- Derajat metamorfisme : Tinggi
- Ciri khas : Dapat dibelah-belah
8. Filonit
Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)
- Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone
- Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
- Ukuran butir : Medium – Coarse grained
- Struktur : Non foliasi
- Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll)
- Derajat metamorfisme : Tinggi
- Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau
9. Serpetinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
- Asal : Batuan beku basa
- Warna : Hijau terang / gelap
- Ukuran butir : Medium grained
- Struktur : Non foliasi
- Komposisi : Serpentine
- Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
10. Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
- Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone
- Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
- Ukuran butir : Fine grained
- Struktur : Non foliasi
- Komposisi : Kuarsa, mika
- Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
- Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
0 komentar:
Posting Komentar